Men sana in corpori sano (di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat) adalah benar, tetapi sebenarnya lebih tepat adalah jiwa harus sehat terlebih dahulu karena setelah itu, kesehatan fisik akan menyusul yang merupakan ‘bonus’ dari pengolahan jiwa kita.
Yoga mengharuskan adanya keselarasan antara napas dan gerak. Apabila terjadi keselarasan tersebut dengan sendirinya pikiran dan jiwa akan tenang, dan efek pada fisik akan langsung terasa. Gerakan-gerakan yoga juga menstimulasi organ tertentu, terutama system saraf pusat (SSP) yang meliputi otak dan saraf tulang belakang. Seluruh tubuh dikendalikan oleh SSP melalui impuls saraf maupun hormon, sehingga apabila pikiran dan jiwa tenang akan mengoptimalkan kerja SSP dan juga seluruh anggota badan.
Tentu saja, ada latihan-latihan yang dapat membantu terjadinya peningkatan kesadaran dalam diri kita. Terjadinya peningkatan kesadaran itu, dengan sendirinya memberikan kebugaran pada tubuh, ketenangan pikiran, dan ketentraman pada jiwa Anda.
Masyarakat banyak salah kaprah dan menganggap yoga sebagai gerakan fisik saja. Sebenarnya gerakan fisik hanya salah satu pilar yoga. Meditasi yang juga merupakan bagian dari pilar tersebut, sehingga dapat menghasilkan keselarasan kesadaran dari napas, pikiran, ucapan, dan perilaku. Meditasi tak selalu harus dilakukan dalam posisi duduk bersila dengan mata terpejam, Tetapi bisa juga dilakukan sambil menjalani aktivitas sehari-hari. Meditasi sering dibayangkan sebagai kegiatan duduk diam dalam posisi bersila dengan mata terpejam selama waktu tertentu. Ternyata, meditasi tidak selalu harus seperti itu. Duduk diam hanyalah salah satu latihan meditasi. Sebenarnya meditasi adalah suatu gaya hidup yang bisa saja dilakukan pada saat melakukan berbagai kegiatan sehari-hari sepanjang kegiatan tersebut tidak memerlukan proses berpikir intensif seperti mengerjakan hal-hal rutin di kantor, mengemudi, minum teh, atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Apa yang perlu dilakukan adalah menyadari apapun yang kita pikirkan, ucapkan dan lakukan. Gaya hidup meditatif semacam ini tentulah tidak terjadi dengan sendirinya. Diperlukan latihan-latihan dan disiplin diri.
Meditasi juga dapat dilakukan dengan mempraktekkan teknik rneditasi yang disebut dengan active meditations, yang bertujuan untuk katarsis secara sadar membuang sampah emosi dan pikiran dengan cara mengekspresikan apa yang tidak dapat dengan mudah dilakukan dalam masyarakat, misalnya tertawa, menangis, atau berteriak. Kemudian setelah itu, akan dengan mudah masuk dalam keheningan. (dr. Lili Indrawati)